
Sinergi Dua Kepala Daerah: Kolaborasi Bersejarah Bengkulu–Rejang Lebong Pacu Pariwisata hingga Kancah Internasional
Bengkulu, CariBengkulu.com– Sebuah terobosan strategis yang menandai babak baru dalam pengembangan pariwisata Provinsi Bengkulu resmi dimulai. Pemerintah Kota Bengkulu dan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, yang selama ini dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya masing-masing, kini bersinergi dalam sebuah kerja sama yang digadang-gadang mampu mendongkrak sektor pariwisata lokal hingga menembus kancah internasional.
Nota Kesepahaman (MoU) pengembangan pariwisata antara dua wilayah ini telah ditandatangani oleh Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, dan Bupati Rejang Lebong, Muhammad Fikri, di Rumah Dinas Bupati Rejang Lebong, Jumat (22/8) lalu. Kolaborasi ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan sebuah komitmen bersama untuk menciptakan ekosistem pariwisata yang terintegrasi, saling melengkapi, dan menguntungkan.
Mengubah Persaingan Menjadi Sinergi Unggulan
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi ini. "Tidak perlu lagi ada persaingan, melainkan sinergi. Hari ini, kita menandatangani MoU pengembangan pariwisata antara Kota Bengkulu dan Rejang Lebong," ujar Dedy. Pernyataan ini menjadi landasan filosofis dari kerja sama yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan dan mempromosikan seluruh potensi yang dimiliki Provinsi Bengkulu sebagai sebuah kesatuan.
Sebagai "gerbang masuk" utama berkat keberadaan Bandara Fatmawati, Kota Bengkulu menawarkan beragam destinasi yang kaya akan nilai sejarah dan budaya. Wisatawan bisa menapaki jejak Bung Karno di Rumah Pengasingan dan Rumah Fatmawati, mengagumi kemegahan Benteng Marlborough—salah satu benteng Inggris terbesar di Asia—atau menikmati keindahan alam ikonik seperti Pantai Panjang dan Danau Dendam Tak Sudah. Keberagaman ini menjadi "pintu pembuka" bagi pengalaman wisata yang holistik.
Sementara itu, Kabupaten Rejang Lebong menjadi "tujuan utama" bagi para pencinta alam dan petualang. Dikenal sebagai "Tanah Air Terjun", Rejang Lebong menawarkan keindahan alam pegunungan yang memukau. Destinasi andalannya meliputi Bukit Kaba yang menantang, Danau Mas Harun Bastari yang tenang, serta pemandian air panas Suban. Bupati Rejang Lebong, Muhammad Fikri, bahkan menyebut bahwa hampir setiap kecamatan di wilayahnya memiliki destinasi menarik. "Saat ini, sudah ada 99 objek wisata unggulan yang kita dorong pengembangannya," jelas Fikri.
Paket Wisata Terpadu, Solusi Cerdas untuk Wisatawan
Salah satu implementasi paling konkret dari MoU ini adalah pengembangan paket wisata terpadu. Ide brilian ini dirancang untuk memberikan pengalaman liburan yang lebih kaya dan efisien bagi wisatawan. Dedy Wahyudi memberikan gambaran alur perjalanan yang ideal. "Misalnya, wisatawan tiba di Bengkulu pada Jumat, menikmati objek wisata kota, lalu bermalam. Keesokannya mereka melanjutkan perjalanan ke Rejang Lebong, menikmati wisata alam di sana, sebelum kembali melalui Bandara Fatmawati pada Minggu," paparnya.
Konsep ini tidak hanya memudahkan wisatawan dalam merencanakan perjalanan mereka, tetapi juga secara otomatis mendorong perputaran ekonomi di kedua daerah. Dari Benteng Marlborough hingga Bukit Kaba, dari wisata kuliner di Kota Bengkulu hingga petualangan canyoneering di Air Terjun Curup Lekat—paket terpadu ini menawarkan "cerita" liburan yang lengkap.
Pola pengembangan ini diyakini tidak hanya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kedua wilayah, tetapi juga secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. Para pelaku usaha, mulai dari pengelola penginapan, restoran, hingga penyedia jasa wisata, akan merasakan manfaat langsung dari peningkatan kunjungan. Sebagai contoh, tingginya minat terhadap olahraga canyoneering di Air Terjun Curup Lekat bahkan mengharuskan pengunjung untuk mendaftar dan membayar lebih dulu, menunjukkan potensi ekonomi yang besar dari sektor pariwisata petualangan.
Target Tinggi Menuju Pariwisata Mendunia
Kerja sama ini bukan sekadar upaya meningkatkan kunjungan wisatawan lokal atau nasional. Kedua kepala daerah memiliki target ambisius untuk menjadikan pariwisata Kota Bengkulu dan Rejang Lebong dikenal oleh wisatawan mancanegara.
Untuk mencapai target ini, komitmen bersama terhadap pengembangan pariwisata berkelanjutan sangat diperlukan. Kedua pemerintah daerah harus terus berinvestasi pada infrastruktur, peningkatan kualitas pelayanan, serta promosi yang gencar. Langkah-langkah inovatif seperti yang sudah dilakukan di Rejang Lebong dengan mengembangkan olahraga canyoneering atau keberhasilan Air Terjun Tri Sakti yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf 2022 menjadi modal berharga untuk menarik perhatian dunia.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antar daerah merupakan kunci untuk mempercepat kemajuan. Bagi masyarakat Bengkulu, inisiatif ini membawa harapan baru, tidak hanya untuk sektor pariwisata, tetapi juga untuk kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Kemitraan strategis antara Kota Bengkulu dan Rejang Lebong ini bisa menjadi model bagi daerah lain di Indonesia, menunjukkan bahwa dengan semangat kebersamaan, potensi lokal bisa diangkat ke tingkat global.
Dengan paket wisata terpadu yang memadukan sejarah dan alam, serta komitmen yang kuat dari para pemimpinnya, pariwisata Bengkulu kini siap membuka diri lebih lebar dan menyambut kunjungan dunia.
0 Comments