BENGKULU, Caribengkulu.com– Di tengah derasnya arus konten digital yang kerap menutupi makna orisinalitas, muncul sosok Julian Hawel, seorang pelajar SMA asal Kota Bengkulu yang perlahan mencuri perhatian nasional lewat karya lukis realis-pop yang memukau dan kisah kejujurannya yang menginspirasi.
Remaja 17 tahun ini adalah siswa SMA Negeri 3 Kota Bengkulu dan berasal dari Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan Selebar. Namanya viral setelah lukisannya—yang menggambarkan konten kreator terkenal Willie Salim dan kekasihnya Vilmei—menjadi pusat perhatian dalam agenda Makan Akbar di Pelataran Masjid Raya Baitul Izzah, Bengkulu (9/4/2025).
Awalnya, lukisan itu diterima oleh Willie Salim dari seorang anak kecil bernama Arafah yang mengaku bahwa karya tersebut dibuat oleh kakaknya. Namun seiring waktu, terkuak bahwa pelukis sebenarnya adalah Julian Hawel. Klarifikasi Julian melalui akun TikTok-nya, @julianhawelart, pun menuai dukungan besar dari publik.
Lukisan Bukan Sekadar Karya, Tapi Identitas
Julian telah menekuni dunia seni sejak kecil. Terinspirasi dari ibunya yang merupakan lulusan seni rupa, ia terus mengasah bakat secara otodidak dan melalui bimbingan keluarga. Ia mengembangkan gaya lukis realis-pop—gaya yang menonjolkan detail wajah tokoh publik, sering kali membuat penonton terpukau karena kemiripannya yang luar biasa.
“Saya ingin karya saya punya cerita. Bukan hanya indah dilihat, tapi punya pesan kejujuran dan perjuangan,” ujar Julian dalam wawancara singkat.
Melalui kejadian viral ini, Julian menunjukkan sikap dewasa. Meski awalnya kecewa karena lukisannya digunakan tanpa atribusi, ia tidak terpancing amarah. Justru, ia menjadikan momen itu sebagai pembelajaran penting tentang pentingnya hak cipta dan penghargaan terhadap karya seni.
Dari Kontroversi ke Apresiasi
Kisah Julian menarik perhatian banyak tokoh, termasuk anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Teuku Zulkarnain, yang memfasilitasi mediasi antara Julian dan keluarga Arafah. Bahkan, Julian akhirnya bertemu langsung dengan Willie Salim, yang memberikan apresiasi atas karyanya.
Namun yang paling menyentuh, Julian menolak hadiah iPhone yang sempat menjadi sorotan, dengan alasan: “Bukan itu tujuan saya. Saya hanya ingin publik tahu siapa pembuat lukisan itu.”
Tindakannya tersebut mendapatkan pujian luas dari warganet dan berbagai media nasional. Julian juga diundang untuk melukis mural di kantor pusat Marimas, sebuah brand nasional yang mendukung kreator muda.
Membawa Nama Bengkulu Lewat Seni
Kisah Julian tidak hanya menjadi viral sesaat, tetapi juga menandai hadirnya generasi kreatif baru dari Bengkulu. Ia adalah representasi anak muda yang tak hanya berbakat, tetapi juga menjunjung tinggi integritas dan etika.
Julian kini terus berkarya dan membagikan proses kreatifnya di media sosial. Ia bercita-cita menjadi seniman profesional dan membuka studio seni sendiri di Bengkulu.
“Harapan saya, anak muda Bengkulu berani berkarya. Dunia digital itu luas, tapi jangan pernah abaikan nilai kejujuran. Karya seni itu bagian dari jiwa kita,” tuturnya.
Profil Singkat: M. Julian Hawel
Usia: 17 Tahun
Asal: Kelurahan Pagar Dewa, Kota Bengkulu
Sekolah: SMA Negeri 3 Kota Bengkulu
Akun TikTok: @julianhawelart
Spesialisasi: Lukisan realis-pop digital dan manual
Cita-cita: Menjadi seniman profesional dan membuka studio seni
Redaksi Caribengkulu turut mengapresiasi semangat Julian Hawel sebagai contoh nyata anak muda Bengkulu yang menginspirasi dengan karya dan karakter. Semoga semakin banyak “Julian-Julian” lainnya yang lahir dari bumi Merah Putih ini.
@dwifiparizzaibrahim
0 Comments