
BENGKULU , Caribengkulu.com - Kunjungan kerja Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ke Bengkulu selama dua hari (27-28 Mei 2025) bukan sekadar kunjungan protokoler, melainkan misi penyelesaian masalah yang komprehensif. Dari penanganan korban gempa, krisis BBM, hingga program pendidikan, semua ditangani langsung dengan pendekatan yang sangat personal dan hands-on.
Hari Pertama: Fokus pada Krisis dan Dialog
Selasa, 27 Mei 2025, Wapres tiba di Bandara Fatmawati Soekarno dan langsung menuju titik permasalahan utama tanpa basa-basi protokoler. Agenda pertama: meninjau Pelabuhan Pulau Baai yang mengalami pendangkalan menggunakan Kapal Tunda Bunga Raflesia milik Pelindo.
"Pengerukan Pelabuhan Pulau Baai ini harus diselesaikan secepat mungkin. Ini bukan hanya soal pelabuhan, tapi menyangkut akses hidup masyarakat, terutama di Pulau Enggano. Negara harus hadir, dan kita harus bergerak cepat," tegas Wapres saat meninjau titik sedimentasi.
Kunjungan ini sangat teknis dan mendalam. Wapres tidak hanya melihat dari kejauhan, tapi benar-benar naik kapal untuk memahami kompleksitas masalah pendangkalan yang telah melumpuhkan distribusi BBM ke seluruh Bengkulu.
Malam harinya, agenda tak terduga: meninjau langsung lokasi pengungsian pasca gempa bermagnitudo 6,3 di Kelurahan Betungan, Kecamatan Selebar. Sebagai tindak lanjut arahan Presiden Prabowo Subianto, Wapres menyampaikan salam hangat dan komitmen konkret untuk pemulihan.
"Pokoknya Bapak-Ibu harus kita prioritaskan ya. Jadi Bapak-Ibu sehat selalu dan salam hangat dari Pak Presiden Prabowo," sambut Wapres yang disambut antusias warga pengungsi.
Komitmen yang diberikan sangat detail: bantuan untuk rumah rusak ringan, sedang, dan berat; jaminan dapur umum setiap hari; dan bantuan seragam sekolah untuk anak-anak yang rusak atau hilang akibat gempa.
"Intinya kita ingin rumah-rumah yang rusak ringan, sedang, berat nanti akan kita bantu ya. Dan ini terutama untuk adik-adik. Dipastikan semuanya dalam keadaan sehat. Yang sekolah harus tetap sekolah ya," ujar Wapres dengan penuh empati.
Puncak hari pertama: dialog dramatis dengan Aliansi Mahasiswa Bengkulu hingga larut malam. Apa yang dimulai sebagai aksi demonstrasi tegang berubah menjadi dialog produktif di Hotel Mercure yang menghasilkan komitmen konkret untuk mengatasi tiga isu strategis Bengkulu.
Hari Kedua: Program Pendidikan dan Keberangkatan
Rabu, 28 Mei 2025, Wapres memulai hari dengan meninjau program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 61 Kota Bengkulu. Sekali lagi, pendekatan yang dipilih sangat personal - langsung masuk ke ruang kelas dan berinteraksi dengan 529 siswa dari 18 kelas."Pemerataan akses gizi sangat penting bagi seluruh anak Indonesia. Asupan nutrisi yang seimbang adalah modal utama membangun generasi tangguh dan unggul untuk masa depan bangsa," ujar Wapres sambil mengamati anak-anak menikmati menu rendang, tahu, sayuran, dan pisang.
Interaksi dengan siswa berlangsung sangat natural. Wapres bahkan membagikan perlengkapan alat tulis kepada setiap siswa dan memberikan bantuan sarana prasarana berupa kursi, meja, dan gorden untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.
"Rendangnya enak, semuanya enak. Apalagi hari ini ada wakil presiden, jadi seru!" seru Aisyah, siswa kelas VC, yang sempat bersalaman dengan Wapres.
Sebelum berangkat ke IKN, Wapres masih menyempatkan koordinasi intensif dengan berbagai pihak. Menurut Ketua DPD Sultan Najamudin, Wapres bahkan menelepon langsung Pertamina untuk memastikan follow-up dari komitmen yang telah disepakati bersama mahasiswa.
Dampak dan Makna Kunjungan
Kunjungan selama dua hari ini berhasil menghasilkan solusi konkret untuk berbagai masalah Bengkulu:
- Krisis BBM: 5 SPBU besar buka 24 jam, aktivasi semua Pertashop, pengawalan TNI-Polri untuk distribusi via darat
- Pajak Daerah: Fasilitasi dialog antara mahasiswa dengan Gubernur Bengkulu
- Konflik Agraria: Penugasan Deputi II Wapres untuk tinggal sementara di Bengkulu
- Gempa Bumi: Komitmen bantuan stimulan perumahan yang memadai
- Pendidikan: Bantuan sarana prasarana untuk SDN 61
Yang membuat kunjungan ini istimewa adalah pendekatan yang sangat personal dan langsung. Wapres tidak hanya mendengar laporan, tapi benar-benar turun ke lapangan, naik kapal keruk, masuk ke tenda pengungsi, berdialog dengan demonstran, dan bermain dengan anak-anak sekolah.
"Ini menunjukkan gaya kepemimpinan baru yang lebih dekat dengan rakyat. Tidak ada jarak antara pemimpin dan yang dipimpin," komentar pengamat politik lokal.
Kunjungan ini juga menandai komitmen serius pemerintahan Prabowo-Gibran untuk tidak mengabaikan daerah-daerah yang selama ini kurang mendapat perhatian pusat. Bengkulu, dengan segala permasalahannya, mendapat perhatian langsung dari level wakil presiden.
Dengan agenda yang sangat padat namun efektif, kunjungan 2 hari Wapres Gibran ke Bengkulu diharapkan menjadi momentum baru bagi percepatan pembangunan dan penyelesaian masalah-masalah struktural yang sudah lama membelit Bumi Merah Putih.
0 Comments