
Cuaca Bengkulu Makin Terik, BMKG Ungkap Penyebab dan Imbauan Penting untuk Adik Sanak
Bengkulu, CariBengkulu.id –Cuaca panas menyengat yang melanda Kota Bengkulu dalam beberapa hari terakhir mulai dirasakan oleh banyak warga. Dari siang hingga sore, suhu udara terasa makin terik dan membuat aktivitas luar ruangan menjadi kurang nyaman. Apa sebenarnya penyebab cuaca ekstrem ini?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu, peningkatan suhu terjadi akibat penguapan yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh akumulasi panas matahari langsung yang tidak terhalang awan, serta meningkatnya energi panas dari permukaan bumi.
“Pada pagi hingga siang hari, citra awan di langit Bengkulu sangat sedikit. Akibatnya, sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa hambatan, sehingga suhu permukaan naik drastis,” jelas Anang Anwar, Kasi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pulau Baai, Minggu (18/5/2025).
Tak hanya itu, peralihan menuju musim kemarau yang datang lebih cepat dari biasanya juga turut memicu lonjakan suhu. Forecaster Stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno, Dyah Rizky, mengungkapkan bahwa Bengkulu tengah memasuki awal musim kemarau, dengan puncaknya diprediksi berlangsung antara Juni hingga Agustus 2025.
“Durasi musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih pendek, hanya sekitar 3 hingga 6 dasarian, namun suhu siang hari berpotensi sangat tinggi,” jelas Dyah.
Dampak Cuaca dan Imbauan untuk Warga Bengkulu
Dengan suhu siang hari yang bisa mencapai 34 derajat Celsius, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap risiko dehidrasi, kelelahan, dan paparan sinar UV yang berlebihan.
BMKG menyarankan beberapa langkah penting:
Gunakan pelindung atau tabir surya saat beraktivitas di luar rumah.
Perbanyak konsumsi air putih untuk menjaga hidrasi tubuh.
Hindari aktivitas berat di luar ruangan pada pukul 11.00–15.00 WIB.
Waspadai hujan lokal disertai angin kencang dan petir, terutama di sore hingga malam hari.
Tak hanya daratan, kondisi laut Bengkulu juga perlu diwaspadai. Angin berhembus dari Barat Daya menuju Timur Laut dengan kecepatan 2–20 knots, berpotensi memicu gelombang tinggi hingga 2,5 meter di perairan utara, selatan, dan sekitar Pulau Enggano.
“Wilayah konvergensi dan belokan angin juga meningkatkan potensi terbentuknya awan hujan di wilayah laut,” tambah Anang.
Tetap Tenang dan Siaga, Adik Sanak
BMKG menekankan pentingnya pantauan cuaca harian melalui kanal resmi seperti aplikasi InfoBMKG, situs web BMKG, serta siaran media lokal. Masyarakat juga diimbau memahami rencana evakuasi darurat apabila terjadi cuaca ekstrem, terutama di wilayah yang rawan banjir, longsor, dan gelombang pasang.
“Cuaca ekstrem adalah fenomena alam yang bisa diprediksi dan diantisipasi. Yang penting adalah kesiapsiagaan bersama,” tutup Anang.
0 Comments