29

Cerah

Kamis, 24 April 2025 16:00

Krisis BBM di Bengkulu: Warga Resah, Pemerintah Janji Normalisasi Pasokan
0 Likes
55 Views
Berita  Energi

Krisis BBM di Bengkulu: Warga Resah, Pemerintah Janji Normalisasi Pasokan

CariBengkulu.com, Bengkulu —Warga Provinsi Bengkulu tengah menghadapi krisis energi menyusul kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax di hampir seluruh wilayah. Sejak pertengahan April 2025, keluhan terus berdatangan dari masyarakat, baik di kawasan perkotaan hingga pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada distribusi BBM dari SPBU maupun Pertashop.

Dari pantauan di lapangan, antrean panjang di beberapa SPBU menjadi pemandangan sehari-hari. Sebagian lainnya bahkan tutup total akibat stok kosong. Kondisi ini memaksa warga untuk membeli BBM secara eceran di jalanan, dengan harga yang melambung hingga dua kali lipat dari harga resmi.

“Saya sudah keliling lima SPBU tapi semuanya kosong. Terpaksa beli bensin eceran di pinggir jalan dengan harga Rp17.000 per liter,” ujar Yani, warga Bengkulu Tengah, Selasa (22/04/2025).

Distribusi Terhambat, Pelabuhan Terdangkala

Permasalahan utama kelangkaan BBM ini bersumber dari terganggunya jalur distribusi akibat pendangkalan alur di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu. Akibatnya, kapal pengangkut BBM dari Pertamina tidak dapat bersandar, memaksa distribusi dialihkan melalui jalur darat dari Terminal BBM di Lubuklinggau, Sumatera Selatan, dan beberapa provinsi lain.

Ketua Umum Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI), Steven, menyebutkan sebanyak 200 Pertashop di Provinsi Bengkulu terdampak, terutama di wilayah yang jauh dari akses SPBU seperti Kaur, Mukomuko, Seluma, dan Bengkulu Utara.

“Keterlambatan distribusi membuat Pertashop mengalami kekosongan berhari-hari. Masyarakat pedesaan paling terdampak karena sangat bergantung pada BBM Pertashop,” jelas Steven dalam pernyataan resminya.

Pemerintah Provinsi Turun Tangan

Menanggapi krisis ini, Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, Raden Ahmad Denni, memastikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina. Solusi sementara dengan distribusi via darat disebut akan dipercepat.

“Pertamina sudah berkomitmen menyelesaikan gangguan ini dalam 1–2 hari. Saat ini distribusi BBM ke daerah seperti Lebong, Rejang Lebong, dan Kaur dialihkan dari Lubuklinggau, Sumbar, hingga Lampung,” ungkap Denni.

Meski bersifat sementara, langkah ini diharapkan mampu menstabilkan kembali ketersediaan BBM, terutama di kawasan yang selama ini mengalami backlog distribusi.

Dampak Ekonomi dan Harapan Masyarakat

Kelangkaan BBM tidak hanya berdampak pada pengguna kendaraan pribadi, tetapi juga pelaku usaha kecil dan pengemudi ojek online yang menggantungkan pemasukan harian dari kendaraan bermotor. Tak sedikit yang mengaku kehilangan pendapatan akibat terbatasnya mobilitas.

“Kalau terus begini, kami yang jualan keliling bisa rugi besar. Modal habis buat beli bensin eceran,” ujar Eko, pedagang makanan keliling.

Masyarakat kini berharap pemerintah benar-benar mampu memberikan solusi jangka panjang, bukan hanya respons sementara. Diperlukan perbaikan infrastruktur distribusi dan pemantauan ketat terhadap pasokan BBM agar kejadian serupa tak kembali terjadi.


Tagar: #BBMBengkulu #KrisisEnergi #PertaliteLangka #BBMEceran #CariBengkulu

Label Postingan
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Sektor Lainnya
0 Comments