BENGKULU, 22 April 2025– Hari Kartini kembali diperingati hari ini, membawa semangat perjuangan perempuan Indonesia ke dalam ruang-ruang diskusi, pendidikan, hingga kebijakan publik. Bagi masyarakat Bumi Rafflesia, tanggal 21 April bukan hanya seremonial memakai kebaya, tetapi juga momentum merenungkan kembali makna keberanian, kebebasan berpikir, dan kemajuan perempuan seperti yang diperjuangkan Raden Ajeng Kartini lebih dari seabad yang lalu.
Siapa Kartini bagi Bengkulu Hari Ini?
Raden Ajeng Kartini, perempuan kelahiran Jepara, 21 April 1879, adalah simbol emansipasi yang tetap relevan hingga kini. Dalam usia yang sangat muda, ia menulis surat-surat penuh gagasan kemerdekaan berpikir, keadilan bagi perempuan, dan hak untuk memperoleh pendidikan. Kartini telah lama tiada, namun gagasannya hidup dalam semangat perempuan Bengkulu masa kini—dari ibu rumah tangga, guru, tenaga kesehatan, hingga perempuan pegiat UMKM dan pemimpin komunitas.
“Kartini hari ini bukan hanya mereka yang berkebaya, tapi mereka yang berani menyuarakan pendapat, memimpin usaha, dan berdiri setara di ruang publik,” ujar Liza Putri, salah satu pendiri komunitas literasi perempuan di Kota Bengkulu.
Dari Surat ke Sekolah: Warisan yang Mengakar
Lewat kumpulan suratnya yang legendaris, Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menyulut api harapan di tengah gelapnya struktur patriarki zaman kolonial. Meski hanya hidup hingga usia 25 tahun dan wafat beberapa hari usai melahirkan, pemikirannya menjadi fondasi lahirnya sekolah-sekolah untuk perempuan pada awal abad ke-20, termasuk Sekolah Kartini di berbagai kota di Jawa.
Hari ini, ratusan sekolah, jalan, yayasan, dan organisasi perempuan di Bengkulu serta Indonesia secara umum berdiri mengusung nama dan semangat Kartini.
Refleksi Lokal: Kartini dan Perempuan Bengkulu
Di Bengkulu, kisah Kartini terasa semakin relevan karena sejarah daerah ini pun turut mencatat perjuangan para perempuan lokal. Sebut saja Fatmawati Soekarno, penjahit Sang Saka Merah Putih yang juga berasal dari bumi Raflesia. Keduanya adalah bukti bahwa perempuan Indonesia, termasuk dari Bengkulu, memiliki kontribusi besar dalam membentuk sejarah dan masa depan bangsa.
Momentum untuk Bergerak Bersama
Peringatan Hari Kartini tahun ini tidak hanya diisi dengan lomba kebaya atau pembacaan puisi di sekolah, tapi juga diskusi-diskusi reflektif di ruang publik, program literasi digital untuk ibu-ibu rumah tangga, hingga pelatihan keterampilan untuk remaja putri.
Pemprov Bengkulu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan juga tengah mendorong lebih banyak keterlibatan perempuan dalam program pembangunan desa hingga akses terhadap modal usaha UMKM.
"Kami ingin perempuan Bengkulu tidak hanya menjadi simbol, tapi aktor penting pembangunan daerah," ujar Kepala Dinas PPPA Provinsi Bengkulu, kepada Cari Bengkulu.
Catatan Redaksi untuk Adik Sanak Bengkulu:
Hari Kartini bukan hanya tentang masa lalu, tapi juga tentang masa depan yang kita bangun hari ini. Mari kita terus suarakan pendidikan untuk semua, kesetaraan di setiap bidang, dan ruang yang aman bagi perempuan untuk tumbuh dan memimpin.
Selamat Hari Kartini! Dari Bengkulu untuk Indonesia yang lebih berdaya.
0 Comments