CariBengkulu.com – Jum'at (22/2/2025) Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, terus mengalami kenaikan signifikan jelang bulan suci Ramadan 2025. Berdasarkan pantauan Dinas Pertanian setempat, per Kamis (20/2/2025), harga tertinggi TBS mencapai Rp 3.000 per kilogram, meningkat Rp 40/kg dari pekan sebelumnya. Kenaikan ini disambut positif oleh petani yang berharap peningkatan ini mampu menutup biaya produksi sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Kenaikan Bertahap Sejak Awal Februari
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriani Ilyas, menjelaskan bahwa tren kenaikan harga TBS telah terjadi sejak awal Februari. Pada 12 Februari 2025, harga tertinggi tercatat Rp 2.890/kg, lalu melonjak menjadi Rp 2.940/kg per 17 Februari, dan mencapai puncaknya di Rp 3.000/kg pada 20 Februari. “Harga ini masih di atas acuan provinsi sebesar Rp 2.643,90/kg untuk tanaman usia 10-20 tahun,” ungkap Fitriani.
Beberapa pabrik kelapa sawit turut menyesuaikan harga, seperti:
PT. SAPTA: Naik Rp 20/kg menjadi Rp 2.830/kg (19/2).
PT. SSS: Tetap stabil di Rp 2.960/kg (19/2).
PT. GSS: Capai Rp 2.940/kg setelah naik Rp 40/kg (17/2).
PT. BMK: Kini di Rp 3.000/kg setelah kenaikan bertahap.
Respons Positif dari Petani
Sapuwansyah, Asisten Pembelian TBS di PT. BMK, menyatakan kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan jelang Ramadan dan peningkatan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global. “Kami berharap harga tetap stabil hingga Idulfitri,” tambahnya.
Para petani, seperti diungkapkan Joni, salah satu pekebun di Kecamatan Kota Mukomuko, mengaku lega dengan tren ini. “Selama ini biaya pupuk dan perawatan terus naik. Kenaikan harga TBS seperti angin segar,” ujarnya.
Peringatan akan Volatilitas Harga
Meski optimis, Fitriani mengingatkan bahwa harga TBS sewaktu-waktu bisa berubah tergantung fluktuasi pasar dan kebijakan pabrik. Masyarakat diimbau untuk memantau update melalui kanal resmi Dinas Pertanian atau pihak pabrik.
Dengan kenaikan ini, diharapkan geliat ekonomi di Mukomuko semakin menguat, khususnya bagi ribuan keluarga yang menggantungkan hidup pada sektor perkebunan sawit.
0 Comments