
Diktisaintek Berdampak, Era Baru Pendidikan Tinggi Resmi Dimulai: Mahasiswa Dituntut Lebih Relevan dan Solutif
Bengkulu – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) resmi meluncurkan program “Diktisaintek Berdampak” sebagai pengganti dari program Kampus Merdeka. Peluncuran ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 2 Mei 2025.
Peluncuran program baru ini menandai tonggak penting dalam arah pendidikan tinggi di Indonesia. Tak sekadar perubahan nama, “Kampus Berdampak” membawa semangat baru: memastikan bahwa perguruan tinggi tak hanya menghasilkan lulusan, tetapi juga solusi konkret bagi masyarakat dan pembangunan daerah.
“Transformasi ini harus membuka akses dan pemerataan kualitas pendidikan tinggi. Mahasiswa kita harus jadi penggerak perubahan di tengah masyarakat, bukan hanya pelengkap pasar kerja,” tegas Menteri Kemendiktisaintek, Prof. Brian Yuliarto.
Mahasiswa Dituntut Lebih Aktif dan Berdampak
Program Diktisaintek Berdampak ini menekankan tiga hal utama: kolaborasi, kontribusi nyata, dan keberlanjutan. Perguruan tinggi diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal, menggandeng pemerintah daerah, UMKM, dan dunia industri. Mahasiswa tak lagi hanya dituntut lulus dan ber-IPK tinggi, tapi juga memberikan “dampak sosial dan ekonomi” yang bisa diukur.
Bagi masyarakat Bengkulu, hal ini bisa menjadi peluang emas. Dengan dorongan program ini, mahasiswa asal Bengkulu bisa lebih dilibatkan dalam proyek-proyek lokal—mulai dari riset lingkungan, pemberdayaan UMKM, hingga inovasi digital di desa-desa.
23 Program Unggulan Kampus Berdampak 2025
Dalam skema barunya, Kemendiktisaintek mengumumkan lebih dari 20 program unggulan. Di antaranya:
PKM & PIMNAS (Program Kreativitas Mahasiswa & Pekan Ilmiah Nasional)
P2MW & KMI Expo untuk kewirausahaan mahasiswa
Abdidaya Ormawa, PPK Ormawa (pemberdayaan organisasi kemahasiswaan)
Magang Berdampak, versi baru dari MSIB
Kompetisi nasional: KDMI, NUDC, ONMIPA, LIDM, GEMASTIK, KJI, dan lainnya
Dengan daftar panjang ini, mahasiswa dari Universitas Bengkulu, IAIN Curup, Politeknik Kesehatan, hingga kampus swasta di provinsi ini punya lebih banyak peluang menunjukkan kualitas mereka di kancah nasional.
Kolaborasi Daerah Sangat Dibutuhkan
Dalam wawancaranya, Brian Yuliarto menyebutkan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada keterlibatan pemerintah daerah dan komunitas lokal. Diharapkan, ke depan, mahasiswa tak hanya “kuliah di Bengkulu”, tetapi juga “mengabdi untuk Bengkulu”.
“Dari Bengkulu, untuk Indonesia. Mahasiswa bukan hanya agen perubahan, tapi mitra pembangunan,” pungkasnya.
Redaksi CariBengkulu mengajak adik sanak sekalian—khususnya para mahasiswa Bengkulu—untuk menyambut semangat baru ini. Mari kita wujudkan pendidikan tinggi yang bukan hanya mencetak ijazah, tapi juga menanam manfaat di tanah kelahiran kita sendiri.
0 Comments