BENGKULU, caribengkulu.com – Menjulang tinggi dengan warna-warni memikat, bangunan Tabot yang diarak keliling kota adalah ikon visual yang paling dikenali dari festival tahunan di Bengkulu. Namun, di balik keindahan arsitekturalnya, setiap elemen dari bangunan ini sarat dengan makna dan simbolisme yang merujuk langsung pada kisah tragis Imam Husein di Padang Karbala.
Memahami simbol-simbol ini akan membawa kita pada pemaknaan yang lebih dalam, melampaui sekadar kekaguman visual. Mari kita bedah beberapa perlengkapan dan bagian penting dari upacara Tabot.
1. Bangunan Tabot: Replika Keranda Suci Secara esensial, bangunan Tabot itu sendiri adalah representasi dari Tabut, atau peti jenazah, yang digunakan untuk membawa jasad Imam Husein. Bentuknya yang bertingkat-tingkat menyerupai pagoda atau menara masjid melambangkan kemuliaan dan keagungan sang cucu nabi. Dibuat dari bambu, rotan, dan kayu, lalu dihiasi kertas warna-warni, ia adalah sebuah mahakarya seni rakyat yang dibuat dengan penuh pengabdian.
2. Penja: Simbol Tangan yang Tercerai Salah satu benda paling sakral dalam ritual ini adalah Penja. Benda yang terbuat dari kuningan, perak, atau tembaga ini berbentuk persis seperti telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya. Penja adalah simbol dari tangan Imam Husein yang dipotong dan tercerai-berai dalam pertempuran. Prosesi Duduk Penja atau mencuci Penja dengan air limau dan doa adalah bentuk penghormatan dan penyucian terhadap peninggalan suci ini.
3. Dol dan Tassa: Genderang Perang dan Semangat Juang Tidak ada Tabot tanpa suara gemuruh Dol dan Tassa. Dol adalah sejenis beduk besar yang terbuat dari kayu dan kulit lembu, sementara Tassa adalah rebana yang terbuat dari tembaga. Dalam konteks Tabot, alunan musik yang dimainkan dari kedua alat ini bukanlah sekadar hiburan. Ia adalah representasi dari suara genderang perang, membangkitkan semangat juang pasukan Husein, sekaligus menggambarkan suasana pertempuran yang menegangkan.
4. Panji-panji dan Pedang Zulfikar: Selama arak-arakan, kita akan melihat bendera atau panji-panji berwarna hijau, biru, atau putih yang bertuliskan nama "Hasan dan Husein" dalam kaligrafi Arab. Bendera ini adalah simbol dari panji-panji pasukan Islam. Selain itu, seringkali ada duplikat pedang Zulfikar, pedang legendaris milik Nabi Muhammad SAW yang kemudian diwariskan kepada Ali bin Abi Thalib. Ini adalah simbol dari kepahlawanan dan kekuatan keluarga nabi.
5. Mengambik Tanah: Pengingat Asal dan Kembali Ritual pertama, Mengambik Tanah, memiliki makna filosofis yang sangat dalam. Tanah yang diambil dari tempat keramat melambangkan asal mula manusia yang diciptakan dari sari pati tanah. Prosesi Tabot yang diakhiri dengan Tabot Tebuang (dibuang ke komplek pemakaman Karabela) melengkapi siklus ini, mengingatkan bahwa semua manusia pada akhirnya akan kembali ke tanah.
Dengan memahami makna di balik setiap simbol, kita dapat melihat Festival Tabot bukan lagi sebagai parade biasa, melainkan sebuah teater kolosal yang menceritakan kembali sebuah epik sejarah dengan bahasa visual yang kaya dan menyentuh.
0 Comments