26

Berawan

Selasa, 13 Mei 2025 18:00

Tragedi Tenggelamnya Kapal Pulau Tikus: 7 Orang Meninggal Dunia, Warga Tuntut Evaluasi Keselamatan Laut Wisata Bahari Bengkulu
0 Likes
163 Views
Berita  Kelautan

Tragedi Tenggelamnya Kapal Pulau Tikus: 7 Orang Meninggal Dunia, Warga Tuntut Evaluasi Keselamatan Laut Wisata Bahari Bengkulu

CariBengkulu.com – Tragedi tenggelamnya kapal wisata di perairan Pulau Tikus, Bengkulu, pada Minggu (11/5/2025) menyisakan duka mendalam sekaligus pertanyaan serius terkait standar keselamatan transportasi laut. Kapal yang mengangkut 104 penumpang itu karam setelah mesin mati dan diterjang ombak besar, menewaskan 7 wisatawan serta melukai puluhan lainnya. Insiden ini memicu tuntutan evaluasi menyeluruh dari masyarakat dan keluarga korban terhadap legalitas operator kapal serta peran pemerintah dalam pengawasan wisata bahari.

Kronologi dan Upaya Evakuasi


Berdasarkan keterangan penyintas, Jidan Dinil Haq (24), kapal yang membawa rombongan dari Pulau Tikus menuju Pantai Malabero mengalami gangguan mesin sekitar pukul 16.00 WIB. “Mesin tiba-tiba mati di tengah laut, lalu ombak besar menghantam hingga kapal bocor dan terbalik,” ujarnya. Saat itu, cuaca yang awalnya cerah berubah ekstrem dengan gelombang mencapai 3 meter.

Tim gabungan Basarnas, BPBD, TNI, Polri, dan relawan lokal bergerak cepat melakukan evakuasi. Sebanyak 97 penumpang berhasil diselamatkan, meski 54 di antaranya harus menjalani perawatan di RS Bhayangkara dan RS Harapan-Doa (RSHD) Bengkulu. “Proses pencarian sempat dilanjutkan untuk memastikan tidak ada korban tercecer, namun semua penumpang telah teridentifikasi,” jelas Kepala Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva.

Daftar Korban dan Duka Keluarga


Ketujuh korban meninggal diidentifikasi berasal dari berbagai daerah, termasuk Riska Nurjanah (Lubuklinggau), Ratna Kurniati (Bengkulu), Tesya (Kepahiang), Nesya (Rejang Lebong), Arva Richi Dekry (Padang), Yunita (Bengkulu Utara), dan Suwantra (Muaro Bungo, Jambi). Jenazah telah dipulangkan ke keluarga menggunakan ambulans pemerintah.

Dodi Dores, keluarga korban yang selamat, menyayangkan lambannya respons awak kapal saat tragedi terjadi. “Keponakan saya justru diselamatkan penumpang lain, bukan ABK. Ini menunjukkan kurangnya pelatihan keselamatan,” protesnya. Ia juga mendesak pemerintah menindak tegas agen travel yang dinilai abai terhadap kondisi kapal.

Respons Pemerintah dan Langkah Ke Depan


Wakil Gubernur Bengkulu, Ir. Mian, menegaskan komitmen pemprov untuk menanggung biaya pemulangan korban dan memperketat pengawasan wisata laut. “Kami akan audit semua kapal wisata dan memastikan operator mematuhi aturan keselamatan,” tegasnya. Sementara itu, Polresta Bengkulu telah mengamankan nahkoda berinisial ES dan 5 ABK untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kepala BPBD Bengkulu, Herwan Antoni, mengingatkan pentingnya early warning system cuaca bagi aktivitas pelayaran. “Wisatawan dan operator wajib memantau prakiraan BMKG. Jika cuaca buruk, trip harus ditunda,” imbaunya.

Dampak pada Pariwisata Lokal


Tragedi ini berpotensi memengaruhi kunjungan wisata ke Pulau Tikus yang selama ini menjadi andalan Bengkulu. Septy, pemilik homestay di sekitar pantai, mengaku sejumlah tamu membatalkan reservasi. “Kami harap pemerintah segera memperbaiki kepercayaan dengan meningkatkan standar keamanan,” harapnya.

Sebagai langkah preventif, Pemprov Bengkulu berencana memasang alat pelacak GPS pada kapal wisata dan mewajibkan simulasi keselamatan bagi penumpang sebelum berlayar. Upaya ini diharap mampu memulihkan citra destinasi bahari Bengkulu sekaligus mencegah terulangnya tragedi serupa.

Label Postingan
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Sektor Lainnya
0 Comments