29

Hujan Ringan

Sabtu, 06 September 2025 10:00

Festival Tabut 2025 Cetak Rekor: Pedagang Daster Kantongi Rp 5 Juta Per Hari, Sport Center Membludak Wisatawan
0 Likes
572 Views
Berita  Ekonomi

Festival Tabut 2025 Cetak Rekor: Pedagang Daster Kantongi Rp 5 Juta Per Hari, Sport Center Membludak Wisatawan

Festival Tabut 2025 di kawasan Sport Center Pantai Panjang tidak hanya berhasil menarik ribuan wisatawan dari berbagai daerah, tetapi juga menciptakan gelombang ekonomi luar biasa bagi para pelaku UMKM. Seorang pedagang daster asal Padang bahkan berhasil meraup keuntungan hingga Rp 5 juta per hari, sementara Pemkot Bengkulu mengerahkan 30 petugas kebersihan untuk menjaga kualitas lingkungan festival.

Bengkulu - Hari ketiga Festival Tabut 2025 menunjukkan momentum ekonomi yang menggembirakan. Sport Center Pantai Panjang yang menjadi lokasi baru penyelenggaraan festival telah membuktikan keunggulannya dengan membludaknya pengunjung dari berbagai penjuru Nusantara.

Arif, pedagang daster asal Tebing Tinggi, Padang, menjadi salah satu bukti nyata kesuksesan ekonomi festival ini. Meski harus mengeluarkan biaya sewa stand fantastis sebesar Rp 8 juta untuk 10 hari, Arif justru merasakan berkah yang melimpah.


"Alhamdulillah, meski sewa stand mahal, tapi setiap hari bisa untung sekitar lima juta rupiah," ungkap Arif dengan wajah sumringah sambil melayani pembeli yang terus berdatangan, Rabu (2/7/2025).

Dagangan utama berupa baju daster dengan ragam motif dan bahan nyaman ternyata menjadi incaran utama pengunjung, terutama kaum ibu-ibu. Lapak Arif nyaris tak pernah sepi dari pagi hingga malam, membuktikan daya tarik produk fashion yang tepat sasaran.

Fenomena serupa juga dialami Atun, pedagang pakaian lokal yang mengaku penjualannya meningkat tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya. "Alhamdulillah, pembeli ramai sekali. Penjualan baju sangat laris, dan pengunjungnya juga luar biasa banyak," ujar Atun sambil menata kembali dagangannya yang hampir habis.

Lokasi Strategis Dongkrak Kunjungan Wisatawan

Pemindahan lokasi Festival Tabut dari Lapangan Merdeka ke Sport Center Pantai Panjang terbukti menjadi keputusan yang tepat. Selain memberikan ruang yang lebih luas, lokasi strategis di kawasan wisata pantai juga menarik lebih banyak wisatawan.


Reni, wisatawan asal Sumatera Selatan yang datang bersama keluarga, mengungkapkan kekagumannya. "Kebetulan anak-anak sedang libur sekolah, jadi kami manfaatkan untuk liburan sambil mengenalkan mereka dengan budaya. Saya sangat kagum dengan berbagai kegiatan dan tradisi yang ditampilkan di Festival Tabut ini," ujarnya.

Antusiasme wisatawan luar daerah tidak hanya berdampak pada pedagang festival, tetapi juga sektor perhotelan dan kuliner di sekitar Pantai Panjang. Data dari Dinas Pariwisata Kota Bengkulu menunjukkan tingkat hunian hotel mencapai 95% selama periode festival.

Hj. Siti Marlina (48), pemilik rumah makan Padang di sekitar Pantai Panjang, merasakan peningkatan omzet yang signifikan. "Biasanya sehari hanya 50-60 porsi, tapi semenjak festival ini bisa sampai 150-200 porsi per hari. Kami sampai kewalahan melayani pembeli," ceritanya sambil mengatur meja yang penuh sesak.

Manajemen Kebersihan Festival Berkelanjutan

Kesuksesan Festival Tabut 2025 tidak lepas dari manajemen kebersihan yang terorganisir dengan baik. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bengkulu, Riduan, menjelaskan strategi komprehensif yang diterapkan.

"Kami mengerahkan 30 petugas kebersihan secara bergilir untuk memastikan tidak ada penumpukan sampah di sekitar stan atau titik keramaian pengunjung," jelas Riduan saat ditemui di lokasi festival.

DLH Kota Bengkulu menyiapkan dua kontainer sampah besar yang diletakkan di dua titik strategis, yaitu sebelah kiri pintu masuk dan sebelah kanan pintu keluar area utama. Selain itu, event organizer juga menempatkan kotak-kotak sampah kecil di berbagai titik untuk memudahkan pengunjung.

Menjelang malam puncak Festival Tabut dan "Tabut Besanding", DLH akan meningkatkan jumlah petugas kebersihan menjadi 60 orang dan mengoperasikan tiga unit truk pengangkut sampah untuk mengantisipasi lonjakan volume sampah.

Pendapatan Asli Daerah Meningkat Signifikan

Festival Tabut 2025 juga berkontribusi positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bengkulu. Pemkot menargetkan realisasi PAD retribusi sampah sebesar Rp 22,7 juta dari penyelenggaraan festival yang berlangsung 13 hari (termasuk pra dan pasca festival).

"Berdasarkan Perda nomor 1, per hari Rp 1,7 juta dikali 13 hari, karena sebelum hari pelaksanaan sudah ada orang jualan dan dua hari setelah penutupan masih ada juga orang jualan sampai pembongkaran tenda," jelas Riduan.

Selain retribusi sampah, PAD juga meningkat dari sektor parkir, retribusi tempat usaha, dan berbagai pungutan legal lainnya yang terkait dengan festival.

UMKM Lokal Ikut Merasakan Berkah

Tidak hanya pedagang dari luar daerah, UMKM lokal Bengkulu juga merasakan dampak positif festival. Sari Dewi (35), pemilik usaha kerajinan tangan khas Bengkulu, mengaku pesanan meningkat drastis.

"Biasanya sebulan cuma dapat pesanan 10-15 pieces, tapi selama festival ini sudah hampir 100 pieces. Kerajinan kain songket dan tas pandan sangat diminati wisatawan sebagai oleh-oleh," ungkapnya sambil memamerkan hasil kerajinannya.

Fenomena serupa juga dialami pedagang kuliner khas Bengkulu. Pempek lenjer, kemplang, dan dodol kentang menjadi buruan wisatawan. Bahkan beberapa pedagang sampai kehabisan stok dan harus menambah produksi.

Model Kolaborasi yang Sukses

Keberhasilan Festival Tabut 2025 tidak lepas dari kolaborasi yang solid antara pemerintah daerah, event organizer, pedagang, dan masyarakat. Model kerjasama dalam pembagian peran kebersihan antara DLH dan EO menjadi contoh pengelolaan festival berkelanjutan.

Dr. Bambang Sutrisno, pengamat ekonomi dari Universitas Bengkulu, menilai Festival Tabut 2025 berhasil menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat. "Festival ini membuktikan bahwa event budaya bisa menjadi motor penggerak ekonomi yang signifikan. Multiplier effect-nya tidak hanya dirasakan selama festival, tetapi juga berkelanjutan untuk promosi pariwisata Bengkulu," komentarnya.

Optimisme Masa Depan Pariwisata Bengkulu

Melihat antusiasme dan dampak ekonomi yang luar biasa, Pemerintah Kota Bengkulu semakin optimis mengembangkan Festival Tabut sebagai destinasi wisata budaya unggulan. Reni, wisatawan dari Sumatera Selatan, bahkan sudah berkomitmen untuk datang kembali tahun depan.

"Ini benar-benar budaya yang kaya dan harus terus dilestarikan. Saya pasti akan datang lagi tahun depan dan akan mengajak lebih banyak teman," tegasnya.

Atun, pedagang lokal, juga berharap pengelolaan festival semakin baik. "Kalau bisa ditata lebih rapi lagi, makin banyak pengunjung yang datang. Kami sebagai pedagang tentu sangat mendukung dan berharap event seperti ini terus ada setiap tahun," tambahnya.

Dengan pencapaian hari-hari awal yang gemilang, Festival Tabut 2025 telah membuktikan diri sebagai magnet ekonomi dan pariwisata yang powerful. Kombinasi antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif menjadikan festival ini model yang patut dicontoh daerah lain dalam mengoptimalkan potensi budaya untuk kesejahteraan masyarakat.

Festival yang akan berakhir pada 6 Juli 2025 ini diharapkan dapat menjadi momentum pembangkitan sektor pariwisata Bengkulu secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Bengkulu sebagai destinasi wisata budaya terdepan di Sumatera.

Label Postingan
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Sektor Lainnya
0 Comments