27

Hujan Ringan

Kamis, 11 September 2025 13:00

Warga Frustrasi, Antrean BBM Mengular di Bengkulu: Pertamina Ungkap Penyebab dan Jamin Pasokan Aman
0 Likes
32 Views
Berita  Transportasi

Warga Frustrasi, Antrean BBM Mengular di Bengkulu: Pertamina Ungkap Penyebab dan Jamin Pasokan Aman

BENGKULU, CariBengkulu.com –Pemandangan antrean panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kembali menghiasi jalanan Kota Bengkulu dalam beberapa hari terakhir. Antrean yang mengular, terutama sejak Minggu (7/9/2025), tak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tetapi juga memicu keresahan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Banyak warga, mulai dari pengemudi ojek online, sopir angkutan kota, hingga ibu rumah tangga, mengeluhkan waktu yang terbuang sia-sia hanya untuk mendapatkan bahan bakar.

Lantas, apa penyebab di balik fenomena ini? Sejumlah kabar di media sosial menuding bahwa antrean terjadi akibat Fuel Terminal (FT) Pulau Baai tidak dapat menerima pasokan BBM melalui kapal karena pendangkalan alur pelabuhan. Namun, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) dengan tegas membantah isu tersebut dan meluruskan fakta di lapangan.

Meluruskan Kabar Hoax: Bukan Kelangkaan, tapi ‘Panic Buying’

Menurut Eksekutif General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Erwin Dwiyanto, penyebab utama dari antrean panjang ini bukanlah kelangkaan pasokan, melainkan isu yang beredar di media sosial. “Informasi yang menyebut FT Pulau Baai tidak dapat menerima kargo BBM itu tidak benar. Fuel Terminal Pulau Baai masih bisa menerima pasokan melalui kapal,” tegas Erwin.

Ia menjelaskan bahwa FT Pulau Baai memang belum beroperasi dengan kapasitas penuh karena ada batasan draft kapal sesuai ketentuan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Namun, hal itu tidak membuat distribusi BBM ke Bengkulu terhenti. Erwin menegaskan, pasokan untuk Bengkulu juga didukung dari terminal lain, yakni dari Fuel Terminal Lubuklinggau dan Integrated Terminal (IT) Teluk Kabung, Sumatera Barat, yang kontribusinya mencapai 50 hingga 60 persen dari total kebutuhan.

Dengan pola suplai tersebut, stok Pertalite dan bahan bakar lainnya di Bengkulu sebenarnya relatif cukup. Namun, informasi yang tidak valid di media sosial memicu sebagian konsumen melakukan ‘panic buying’ atau pembelian berlebih. Inilah yang memperburuk situasi dan membuat beberapa SPBU seperti di Jalan Natadirja, Bumi Ayu, hingga Km 6,5, mengalami kekosongan sesaat.

Langkah Darurat Pertamina & Komitmen Pemerintah Daerah

Untuk segera mengurai antrean yang meresahkan, Pertamina telah mengambil sejumlah langkah cepat dan terkoordinasi.

  1. Penambahan Pasokan: Pertamina telah menjadwalkan tambahan kargo BBM untuk Bengkulu. Sebanyak 1.200 kiloliter (KL) Pertalite dipastikan sudah masuk pada 7 September, disusul kargo 500 KL Pertamax pada 9 September.

  2. Operasi 24 Jam: Sejumlah SPBU di Kota Bengkulu diminta beroperasi 24 jam untuk mempercepat pelayanan dan memastikan seluruh kendaraan bisa terlayani.

  3. Koordinasi Lintas Sektor: Pertamina berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu, termasuk Gubernur Helmi Hasan, serta aparat penegak hukum (Ditreskrimsus dan Ditpolairud Polda Bengkulu) untuk mengawasi kelancaran distribusi dan mengantisipasi potensi penyimpangan.

Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, juga turut mengimbau masyarakat agar tidak panik dan tidak terprovokasi isu yang belum jelas. Ia memastikan stok BBM aman dan meminta warga mengisi bahan bakar secukupnya, bukan untuk ditimbun. Pihaknya juga berkoordinasi dengan PT Pelindo untuk memastikan pengerukan alur pelayaran terus dilakukan agar pasokan dari jalur laut tetap optimal.

Suara Warga: Harapan untuk Solusi Permanen

Di balik jaminan pasokan yang diberikan oleh Pertamina, warga Bengkulu tetap berharap antrean panjang ini tidak lagi terulang. Siti Aminah, seorang ibu rumah tangga, mengaku frustrasi karena hampir dua jam waktunya terbuang di antrean. “Saya takut besok-besok makin susah kalau minyak benar-benar habis,” keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Arif, seorang sopir angkutan kota. Baginya, antrean adalah kerugian nyata. “Kalau antre terus, waktu untuk narik berkurang. Belum lagi kalau bensin benar-benar kosong, kami bisa berhenti kerja,” ujar Arif.

Seorang mantan pekerja Pertamina, Rasidin, juga menilai masalah ini sering berulang dan meminta pemerintah mengambil langkah strategis yang lebih permanen. Ia berharap ada perbaikan menyeluruh pada sistem distribusi agar masyarakat tidak lagi menjadi korban dari isu atau keterlambatan pasokan.

Meskipun Pertamina optimistis antrean akan kembali normal, keresahan warga tetap menjadi catatan penting. Ini menjadi pengingat bahwa komunikasi yang jelas dan ketersediaan pasokan yang stabil adalah kunci untuk menjaga aktivitas ekonomi masyarakat agar tetap berjalan tanpa gangguan.

Label Postingan
Kategori Lainnya
Berita Lainnya
Sektor Lainnya
0 Comments